Profil Desa
Sejarah Desa Masaran
Desa Masaran
merupakan desa yang telah makmur dan berkembang sangat pesat disetiap tahunnya.
Sebagaian besar penduduk Desa Masaran awalnya berprofesi atau sebagai nelayan,
dengan latar belakang profesi atau pekerjaan tersebut yang membentuk nama desa
ini. Asal muasal nama Desa Masaran ini berasal dari kata “Nyangsara” yang
berarti “sengsara”. Kata tersebut di ambil karena bentuk mata pencarian
masyarakat desanya adalah nelayan yang dianggap sebagai pekerjaan yang sengsara
oleh masyarakat Desa Masaran. Dari kata ngangsara tersebut lambat laun berubah
menjadi “Masyaron”dan populer dikalangan masyarakat setempat, hingga akhirnya
desa ini dinamai “Desa Masaran”
Desa Masaran
ini yang telah banyak mengalami perkembangan yang begitu pesat dari tahun ke
tahun. Dulu desa masaran di katakan sebagai desa yang sengsara namun
berkembangnya jaman di ikuti oleh perkembangn masyarakat membuat desa masaran
menjadi desa makmur.hal tersebut terbukti dengan bisa kita lihat sekarang
kontruksi rumah yang di miliki oleh warga desa masaran dapat di katakan sangat
layak huni. Seiring berkembanya jaman warga masaran tidak lagi berprofesi hanya
sebagai nelayan atau petani,namun sekarang banyak masyarakat desa masaran yang
memiliki seprti warung atau toko.
Letak Geografis Desa Masaran
Desa Masaran merupakan salah satu
dari sepuluh desa yang berada di Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang Madura.
Desa Masaran merupakan desa yang cukup dekat dengan kecamatan banyuates, sekitar
berjarak 2.5 Km dari perkotaan. Desa Masaran adalah salah satu Desa di
Banyuates yang berdekatan dengan laut atau pesisir, yang menyebapkan sebagian
dari masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan.
Keterangan :
Keterangan :
Biru : Dusun Masaran
Merah : Dusun Ram-Aram
Putih : Dusun Jablung
Merah Muda : Dusun Jurgang Barat
Hijau : Dusun Jurgang Timur
Berikut ini adalah batas-batas
wilayah desa Masaran
1. Sebelah Utara: Laut Jawa 2. Sebelah Selatan: Desa Morbatoh
3. Sebelah Barat: Desa Banyuates
4. Sebelah Timur: Desa Batioh
Wilayah di desa Masaran terdapat 5
(lima) dusun yaitu terdiri dari dusun Masaran, dusun Jurgang Barat, dusun Jurgang
Timur, dusun Jablung, dan dusun Ram-Aram. Dari 5 dusun tersebut terdiri lagi
menjadi 16 Rukun Warga (RW). Luas wilayah desa masaran sendiri adalah 720,355
Ha dengan luas tanah sawah 46,43 Ha dan luas tanah kering 52 Ha. Curah hujan
selama setahun 1185,5 mm/tahun dan hujan terjadi pada bulan: Januari, Februari,
Maret, April, Mei, Juni, Oktober, November, Desember. Temperatr rata-rata 30°C.
Jenis tanah di Desa Masaran lebih
banyak berjenis Aluvia yang memiliki karakteristik yang subur karena
berasal dari tanah dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran
rendah. Tanah Aluvia sendiri sangat cocok untuk persawahan karena banyak
mengandung mineral. Selain tanah Aluvia di daerah sekitar desa masaran
juga dapat ditemui tanah berjenis Mediteran, Litosol, Brown forest soil,
Grumosol, dan Regosol.
Etnis Desa Masaran
Menurut Ensiklopedi Indonesia Etnis berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Anggota-anggota suatu kelompok etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah (keturunan), bahasa (baik yang digunakan ataupun tidak), sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi. Di desa Masaran, terdapat dua etnis, yaitu etnis madura dan etnis jawa.
Agama Di Desa Masaran
Mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat Desa Masaran adalah agama Islam. Islam adalah ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Rasulullah Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat. Di Madura mayoritas warganya beragama Islam, karena banyak sejarah dari para tokoh Islam yang sering menggunakan Madura sebagai tempat untuk berdakwah agama Islam, dan Islam di Madura sangat kental sekali. Di Desa Masaran keseluruhan warganya 100% beragama islam.
Budaya Desa Masaran
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem
agama dan politik, adat
istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian,
bangunan,
dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.
Budaya yang ada di desa Masaran
kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang terdapat budaya seperti hadrah dan
yasinan. Hadroh adalah kesenian islami yang sudah ada sejak zaman Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dikisahkan pada saat baginda nabi
hijrah dari makkah ke madinah, baginda nabi di sambut gembira oleh orang-orang
anshor dengan nyanyian/syair yang dikenal dengan sholawat "thola'al badru
'alaina" dengan diiringi tabuhan terbang. Makna hadroh dari segi bahasa
diambil dari kalimat bahasa Arab yakni hadhoro atau yuhdhiru atau hadhron atau
hadhrotan yang berarti kehadiran. Namun kebanyakan hadroh diartikan sebagai
irama yang dihasilkan oleh bunyi rebana. Dari segi istilah atau definisi,
hadroh menurut tasawuf adalah suatu metode yang bermanfaat untuk membuka jalan
masuk ke ‘hati’, karena orang yang melakukan hadrah dengan benar terangkat
kesadarannya akan kehadiran Allah dan Rasul-Nya. Syair-syair Islami yang dibawakan
saat bermain hadroh mengandung ungkapan pujian dan keteladanan sifat Allah dan
Rasulallah yang agung.
Budaya yang
kedua di desa Masaran yaitu Yasinan, Yasinan merupakan sebuah tradisi
yang telah mendarah daging bagi masyarakat Jawa khususnya bagi kaalngan
orang-orang NU, meskipun ada beberapa kalangan Muhammadiyah mengikuti tradisi
ini. Terlepas dari pro dan
kontra, karena kami tidak mempermasalahkan apakah tradisi Yasinan itu dosa atau
tidak. Namun kenyataannya tradisi Yasinan tidak bisa dipungkiri keberadaannya.
Yasinan adalah sebuah kegiatan membaca surat Yasin secara bersama-sama yang
dipimpin oleh seorang rais atau kaum, biasnya Yasinan juga dilengkapi dengan
bacaan Al Fatihah, dan bacaan tahlil serta ditutup dengan doa dan diamini oleh
jamaah.
Yasinan
dilakukan dalam waktu waktu tertentu misalnya malam Jumat yang dilaksanakan di
masjid atau dirumah rumah warga secara bergiliran setiap minggunya. Selain pada
malam Jum’at yasinan juga dilaksanakan untuk memperingati dan “mengirim” doa
bagi keluarga yang telah meninggal pada malam ketiga, ketujuh, keempat puluh,
keseratus, dan keseribu. Masyarakat
mempercayai bahwa dengan membaca surat Yasin maka pahala atas pembacaan itu
akan sampai pada si mayat. Ada pula acara Yasinan ini dilakukan untuk meminta hajat
kepada Tuhan agar dipermudah dalam mencari rizki maupun meminta hajat agar
orang yang sakit dan sudah tidak ada harapan lagi untuk sembuh karena
tanda-tanda akan diakhirinya ke hidupan ini sudah jelas, maka surat Yasin
menjadi pengantar kepulangannya ke hadirat Allah. Yasin sudah menjadi kebiasaan
masyarakat bila salah satu keluarga ada yang sakit kritis. Surat Yasin dibaca
dengan harapan jika bisa sembuh semoga cepat sembuh, dan jika Allah menghendaki
yang bersangkutan kembali kepada-Nya, semoga cepat diambil oleh-Nya dengan
tenang.
Mata Pencaharian Masyarakat Di Desa Masaran
Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya. Mata pencaharian dibedakan menjadi dua yaitu mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan. Mata pencaharian pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada yang dilakukan sehari-hari dan merupakan mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencaharian sampingan adalah mata pencaharian di luar mata pencaharian pokok. Di desa Masaran, kebanyakan masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani.
Hasil Potensi Desa Masaran
Di Desa masaran
terdiri dari berbagai tingkatan ekonomi dari yang miskin hingga yang
paling kaya. Profesi masyarakat di desa masaran sendiri banyak terdiri dari
nelayan,petani,wirausaha dan TKI. Dengan topografi yakni sebagai daerah adalah
pesiar dan daratan rendah tersebut menimbulkan pola mata pencaharian yang
menyesuaikan dengan koltur keadaan geografis dimana mata pencaharian
penduduknya sebagian besar petani yakni 852 orang dan nelayan 137 sedangkan
sisanya adalah tki dan wirausaha. Sedangkan kebanyakan rumah tangga adalah 407
rumah tangga untuk pertanian tanaman pangan,dan 81 rumah tangga untuk
perikanan.
Adapun potensi
pertanian desa masaran yang tidak terlepas dari kondisi alam yang ada, yakni
pesisir dan daratan rendah dengan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai
petani dan nelayan. Adapun potensi yang ada dalam bidang pertanian adalah :
1. Pembudidayaan
semangka.2. Pembudidayaan mangga.
3. Pembudidayaan kacang tanah.
4. Pembudidayaan rumput gajah.
5. Pembudidayaan melon.
6. Pembudidayaan pepaya.
Perikanan adalah kegiatan manusia
yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan.
Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya
mencakup ikan, amfibi, dan
berbagai avertebrata
penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Di
Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang
termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan
demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis.
Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan pangan bagi
manusia.
Adapun potensi
perikanan desa masaran yang tidak terlepas dari kondisi alam yang ada, yakni
pesisir dan daratan rendah dengan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai
petani dan nelayan. Adapun potensi yang ada dalam bidang perikanan adalah :
1. Ikan
Cakalan/ Tongkol2. Ikan Kakap
3. Ikan Tenggiri
4. Ikan Gambar
5. Ikan Kembung
6. Ikan Serapu/ Sunuk
7. Ikan Layur
8. Lobster dan Udang
9. Kepiting
Di desa Masaran
Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang terdapat dua macam sumber daya air.
Sumber daya air yang pertama yaitu sumber daya air dari sumur gali. Sumur gali
merupakan Sumur gali untuk sumber air bersih adalah sarana untuk menyadap dan
menampung air tanah dari akuifer yang dipergunakan sebagai sumber air baku
untuk air bersih dan mampu menghasilkan air sebanyak minimal 400 liter setiap
per keluarga, dibuat dengan cara menggali. Di desa Masaran terdapat 250 sumur
gali dan di gunakan sebanyak 419 kepala keluarga, dan kondisi sumur gali di
desa Masaran baik. Kualitas air minum dari sumur gali tidak berbau, tidak
berwarna dan baik.
Sumber daya air
yang kedua yaitu sumur pompa. Sumur pompa yaitu sumur yg menggunakan perangkat
pompa dan batang saluran isap untuk menaikkan minyak dan sebagainya. Di desa
Masaran terdapat 210 unit sumur pompa dan digunakan 356kepala keluarga. Kondisi
sumur pompa di desa Masaran baik. Kualitas air minum sumur pompa tidak
berwarna, tidak berbau dan baik.
Peternakan adalah kegiatan
mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan keuntungan
dari kegiata tersebut. tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan
penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah
dikombinasikan secara optimal. Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas
dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau, dan kuda,
sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, bebek, dan
hewan ternak lainnya.
Di Desa Masaran, Kecamatan Banyuates,
Kabupaten Sampang juga terdapat banyak masyarakatnya yang menernakkan hewan
diantaranya adalah sapi, kambing, ayam kampung, bebek dan juga daging. Selama
ini, pemasaran hasil ternak yang dilakukan oleh masyarakat di desa Masaran
kebanyakan dilakukan dengan cara dijual langsung ke konsumen, dijual ke pasar,
dijual melalui KUD (Koperasi Unit Desa), dijual ke tengkulak, dijual melalui
pengecer, dan dijual ke lumbung desa/kelurahan.
STRUKTUR DESA MASARAN, KEC. BANYUATES, KAB. SAMPANG TATA KERJA PEMERINTAH